Pengertian Kepemimpinan
Menurut
Moejiono (2002) memandang
bahwa leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karenapemimpin mungkin
memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung
memandang leadership sebagai pemaksaan
atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah
laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.Tipe- Tipe Kepemimpinan
1) Tipe Pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
- Menganggap
organisasi sebagai milik pribadi.Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
- Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata.
-Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat.
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
-
Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
- Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.
- Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan.
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
- Sukar menerima kritikkan dari bawahan.
3) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
sumber : http://kikirizki28.blogspot.com/2015/04/kepemimpinan.html
berikut ini adalah biografi singkat tokoh pendidikan dunia dan indonesia yaitu John locke dan Ki hajar dewantara
John Locke

John Locke pun
ternyata juga dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh
lainnya dalam bidang pendidikan dunia. John Lock mendapatkan gelar
sarjana mudanya pada tahun 1656 dari Universitas Oxford. Setelah
mendapatkan gelar sarjana muda, ia kemudian mendapatkan gelar sarjana
penuh dua tahun kemudian. Kala itu, John Locke yang masih remaja
diketahui begitu tertarik dengan ilmu pengetahuan. Ketertarikannya
tersebut membuatnya terpilih menjadi salah satu anggota Royal Society pada
usia yang menginjak 36 tahun. John Locke
lebih menyoroti masalah kurikulum dalam pendidikan. Menurutnya,
kurikulum yang diterapkan dalam sistem pendidikan harus diarahkan dengan
baik untuk mendapatkan kecerdasan individual, kemampuan, serta
keistimewaan anak-anak agar mereka dapat mengusasai dan memahami
pengetahuan dalam arti yang sebenarnya, bukan hanya untuk memenuhi
kewajiba mengajar saja.
Ki Hajar Dewantara

Memiliki nama asli R.M. Suwardi
Suryaningrat. Beliau berasal dan keluarga keturunan Keraton Yogyakarta.
Beliau mengganti namanya tanpa gelar bangsawan agar dapat lebih dekat
dengan rakyat. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, beliau belajar
di STOVIA, tetapi tidak menamatkannya karena sakit. BeIiau kemudian
bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain De
Express, Utusan Hindia,dan Kaum Muda. Sebagai penulis yang handal,
tulisannya mampu membangkitkan semangat antikolonialisme rakyat
Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga aktif di bidang
politik dengan bergabung ke dalam Budi Utomo, lalu mendirikan Indische
Partij sebagai partai politik pertama yang beraliran nasionalisme
Indonesia pada tanggai 25 Desember 1912 bersama kedua rekannya, Douwes
Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo . Ki Hajar Dewantara juga ikut
membidani terbentuknya Komite Bumiputra di tahun 1913 sebagai bentuk
protes terhadap rencana Belanda memeringati kemerdekaannyaa dan
Perancis. Beliau kemudian membuat sebuah tulisan pedas di harian De
Express yang berjudui “Als lk een Nederlander” (Seandainya Aku Seorang
Belanda). Melalui tulisan ini, beliau menyindir Belanda yang hendak
merayakan 100 tahun kemerdekaannyaa dan Perancis di negeri jajahan
dengan menggunakan uang rakyat indonesia.