Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memilikiinformasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan unuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah
database. Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh
MapServer, diperlukan dua file yaitu
Map File dan
HTML File.
Map File berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan sintaks tersendiri yangkemudian diolah dan disajikan oleh program
MapServer. file
HTML digunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta).
Di dalam SIG terdapat 2 jenis data, yaitu:
1. Data Spasial
Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografis objek tersebut di atas bumi dengan menggunakan sistem koordinat. Data spasial direpresentasikan dengan Model Vektor dan Model raster. Model Vektor diwakili oleh simbol-simbol yang terdiri atas interkoneksi garis dan titik yang merepresentasikan lokasi dan garis batas dari entitas geografi, diantaranya
Lines (garis),
Polylines (
polygon),
Points (titik),
Area (daerah) dan
Nodes (titik potong). Sedangkan Model Raster dihasilkan dari teknologi pemotretan melalui satelit dan udara, yang mempresentasikan objek geografi sebagai struktur
grid atau
cell yang dikenal sebagai
pixel.
2. Data Non-Spasial
Data ini merupakan data yang memuat karakteristik atau keterangan dari suatu objek yang terdapat dalam peta yang sama sekali tidak berkaitan dengan posisi geografi objek tertentu. Sebagai contoh, data atribut dari sebuah kota adalah luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, tingkat kriminalitas, dan sebagainya.
Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial
tahap ini dilakukan pengumpulan data-data mengenai informasi geografis yang ingin ditampilkan.
Model data yang digunakan, yaitu data spasial dan data non spasial. Data Spasial diperoleh dengan mendapatkan peta Jakarta dalam bentuk .shp dengan data/titik yang telah tersedia. Dan Data Non Spasial diperoleh dari media Internet serta Media Pustaka.
A. Data Spasial
• layer kota
• Layer Jalan
• Layer Titik
B. Data Non-spasial
• Data Kota
• Data Jalan
• Data Rumah Sakit
Konversi Layer menjadi Tabel pada PostgreSQL
Konversi data
shapefile ke dalam file *.sql dilakukan secara manual pada
command prompt di windows yang terhubung dengan salah satu user PostgreSQL. Proses konversi ini dimulai dengan pengubahan kepemilikan
shapefile menjadi postgres. Langkah-langkah shapefile menjadi tabel pada
PostgreSQL adalah sebagai berikut :
1. Masukan data
shapefile kedalam folder bin pada PostgreSQL,secara default alamatnya “C: > Program Files > PostgreSQL > 8.2 >bin”, pada aplikasi ini
shapefile yang di masukkan adalah jakpus.shp, jaksel.shp, jaktim.shp, jakbar.shp, jakut.shp, jalan.shp, dan batas.shp.
2. Setelah itu konversi
shapefile menjadi file
SQL (
Structured Query Language).
Caranya buka
Command Prompt masuk kedalam bin pada PostgreSQL caranya dengan mengetikan
“C:\>cd "Program Files"\PostgreSQL\8.2\bin\”. Setelah itu ketik Syntax “shp2pgsql -W [srid]
[shapefile] [table] > [file name *.sql]”, dimana Syntax tersebut mengubah data dari shapefile menjadi
file *.sql. Contohnya seperti ini “shp2pgsql -W UTF- 8 jakpus.shp public.japus > jakpus.sql”.
3. Proses selanjutnya file .sql yang telah dibuat pada
langkah 2 dibuat menjadi tabel dan di masukkan pada database dengan mengetikkan syntax : “psql –U [user] –d [database] –f [file.sql]”. dimana Syntax tersebut membuat file *.sql menjadi tabel dan diload pada database. Contohnya seperti ini “psql -h 127.0.0.1 -U postgres -d jakarta -f jakpus.sql
Pembahasan Tabel pada Database
1. Tabel geometry_columnsTabel geometry_columns digunakan untuk menampung semua tabel yang berhubungan dengan
file .shp yang dihasilkan.
2. Tabel Batas
Tabel batas ini berupa
file.shp yang bertipe
layer polygon (
polyline) dengan nama batas.shp. Tabel ini menggambarkan batas Kota Jakarta secara keseluruhan.
3. Tabel Jakbar
Tabel ini berupa file.shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan nama jakbar.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Barat dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Barat.
4. Tabel Jakpus
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan nama jakpus.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Pusat dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Pusat.
5. Tabel Jaksel
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan nama jaksel.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Selatan dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Selatan.
6. Tabel Jaktim
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan nama jaktim.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Timur dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Timur.
7. Tabel Jakut
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan nama jakut.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Utara dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Utara.
8. Tabel Jalan
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer garis (line) dengan nama jalan.shp. Tabel ini menggambarkan bentuk jalan di Kota Jakarta.
9. Tabel Rumah Sakit
Tabel
rumah_sakit merupakan tabel yang menjadi informasi utama pada aplikasi
WebGIS Rumah Sakit ini. Record pada tabel ini nantinya akan di
input atau dimasukkan dari form
administrator. Isi tabel rumah_sakit juga dapat dimodifikasi dan dihapus melalui halaman
administrator yang tesedia di aplikasi
WebGIS Rumah Sakit. Tabel ini menggambarkan letak rumah sakit yang berada di Jakarta dan berfungsi memberikan informasi tentang nama rumah sakit, alamat, no.tlp, website dan gambar yang berada di wilayah Jakarta agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
Pembuatan Website dan Penggabungan Database
Aplikasi WebGIS tidak dapat dipisahkan dengan adanya sistem manajemen
database yang sudah melekat di dalamnya. Ketika ingin menampilkan suatu peta pada halaman
web atau
browser dengan menggunakan
MapServer, ada beberapa tahap yang dilakukan agar peta tersebut tampil pada
browser.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat
mapfile (.map).
MapServer selalu memerlukan sebuah
mapfile yang mendeskripsikan apa dan dimana sumber data berada.
Mapfile merupakan konfigurasi dari
layerlayer yang ingin ditampilkan sehingga peta terlihat pada
browser. Isi dari sebuah
mapfile terdiri dari beberapa objek, antara lain objek
map, objek
layer, objek
class,
objek
label dan objek
style.
Objek
map mendefinisikan objek
master atau sebagai objek
root. Objek ini juga mendefinisikan status,
units,
size,
extent,
layer,
legend dan lain sebagainya.
Objek layer mendefinisikan
layer-layer yang ingin ditampilkan pada peta. Penulisan
layer yang pertama akan diletakkan paling dasar sehingga tampilannya bisa ditutupi oleh tampilan
layer berikutnya.
Objek
class mendefinisinakan kelas-kelas dari suatu
layer yang ditentukan. Setiap
layer paling tidak
memiliki sebuah kelas.
Objek
label mendefinisikan label yang kemudian sering dipakai sebagai teks unsur
spasial.
Objek
style digunakan untuk menyimpan parameter-parameter simbol yang dipakai. Dengan objek ini setiap kelas dapat memiliki simbol dengan tipe, ukuran dan warna tersendiri. Penghubung (koneksi)
database (baik
spasial maupun
non-spasial) juga dapat dikoneksikan dengan adanya
map
file.
Membuat Template Peta
Untuk menampilkan sebuah peta di web browser diperlukan sebuah template. Template tersebut berfungsi untuk menampilkan komponen-komponen aplikasi peta yang interaktif, seperti petanya itu sendiri, legenda, skala, navigasi zoom in, zoom out, zoom to layer, query, pan dan lain sebagainya. Yang dimaksud template disini yaitu sebuah file yang berekstensi .phtml. Didalam file template
ini mencakup baris-baris kode mapfile dan php.
Membuat Website pada MapServer dan Penggabungan Database dengan PHP
Agar isi dan tampilan website lebih menarik maka diperlukan suatu interface atau antarmuka. Interface merupakan gambar atau image dan segala sesuatu yang tampil pada monitor. Interface berperan sebagai tempat antara program dan pengguna yang saling berinteraksi satu
sama lain.
Konsep rancangan yang digunakan dalam pembuatan WebGIS ini menekankan pada beberapa aspek, yaitu:
1. Komunikatif
WebGIS ini memiliki konsep komunikatif yaitu memiliki keterhubungan antara program, isi pesan atau informasi yang ditampilkan, serta pemakai/user.
2. Estetis
Konsep estetis ini berfungsi untuk memberikan suatu keindahan, sehingga lebih menarik minat pengunjung untuk lebih menggali informasi yang ditawarkan dari
WebGIS ini.
3. Ekonomis
Konsep ini memperhatikan faktor ekonomis dalam arti ukuran file yang digunakan. Hal tersebut berkaitan erat dengan kecepatan akses yang ada pada WebGIS ini.
Kesimpulan
o Kelebihan dari WebGIS Rumah Sakit ini adalah tersedianya fasilitas radius dengan beberapa category, sehingga lebih memudahkan bagi pengguna untuk mengetahui jarak terdekat dengan tempat yang dituju
o Web ini di desain semenarik mungkin dengan simbol-simbol yang menarik. Setiap layer
dipadupadankan dengan warna yang sesuai agar pengguna dapat dengan nyaman melihatnya. Web GIS ini juga dilengkapi dengan profil Kota Jakarta.
o Kekurangan dari WebGIS Rumah Sakit ini adalah masih sedikitnya fasilitas yang disediakan, sehingga informasi yang disampaikan tidak terlalu luas cakupannya.
o Dalam pengembangan selanjutnya, diharapkan WebGIS ini menggunakan data yang lebih lengkap dan lebih akurat agar informasi yang disajikan menjadi lebih baik dan menjadi lebih maksimal lagi.
o Alangkah baiknya jika WebGIS ini menggunakan peta 3 dimensi sehingga tampak jelas objek yang akan ditampilkan, baik bentuk gedung, rute jalan, maupun sarana pendukung menuju tempat tersebut.